Kisah Kepahlawanan Afghanistan



rohisstation55.blogspot.com


#PostinganBerkah

Kisah Kepahlawanan dari Afghanistan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
 
          Kita sekarang bersama bangsa Afghan yang telah memberi banyak contoh tentang kepahlawanan. Suatu kepahlawanan yang belum pernah terjadi dalam lembaran tarikh islam selama lima abad terakhir ini. Sesungguhnya pengorbanan yang telah diberikan bangsa Afghan, secara keseluruhan tidak dapat disamakan dengan jihad dan perang bangsa-bangsa Islam pada abad-abad terakhir ini.

          Saya belum pernah melihat kesabaran yang melebihi kesabaran mereka. Saya tidak pernah melihat bangsa yang lebih perkasa daripada jiwa mereka. Dan saya tidak pernah melihat bangsa muslim mukmin seperti mereka, yang tidak mau menundukkan kepala mereka kecuali kepada Rabbnya bumi dan langit.

          Mereka tidak mempunyai persediaan makanan untuk kehidupan sehari-hari. Ada orang Arab yang kaya meminang anak gadis mereka. Namun mereka menolak menikahkan anak gadis mereka, khawatir hal itu mencemarkan harga diri mereka. Sehingga jangan sampai ada yang mengatakan bahwa mereka menikahkan anak gadisnya pada masa kesulitan kepada orang-orang kaya.

          Mereka mengisahkan kepada saya tentang seorang perempuan dari Propinsi Kandahar. Mereka mengatakan bahwa perempuan tua tersebut datang kepada Mujahidin dan melapor : “Sesungguhnya anak lelakiku berkomplot bersama pemerintah komunis untuk menyerang kalian. Dia pergi ke Kandahar untuk menunjukkan tempat berlindung kalian dan kamp-kamp kalian. Karena itu susul dan tangkaplah dia!”

          Kemudian mujahidin mengejar anak perempuan tua tersebut dan berhasil menangkapnya. Setelah itu mereka bawa ke markas dan kemudian mereka kirimkan lelaki tersebut kepada ibunya. Mujahidin berkata: “Ini anak lelakimu, lalu apa yang harus kami perbuat dengannya?” “Ikatlah kedua kaki dan lengannya dan beri aku pisau yang tajam.” Jawabny. Maka mereka memberi dia, mereka memberi sebuah pisau. Kemudian perempuan tua itu berkata kepada anak lelakinya : “Ingatlah kamu pada hari di masa engkau mencaci Rasulullaah SAW di depanku? Maka saat ini saya akan membalas dendam bagi Rasulullaah SAW terhadapmu wahai kafir !!” Kemudian dia menyembelih anak lelakinya dengan tangan sendiri.

          Belum pernah kudengar, belum pernah kudengar dalam sejarah bahwa seorang perempuan tega membunuh anaknya demi menegakkan prinsipnya. Kita telah mendengar tentang para sahabat (Semoga Allah meridlai mereka semua) bahwa mereka membunuh ayah mereka sendiri. Akan tetapi kita belum pernah mendengar ada seorang perempuan yang membunuh anaknya dengan tangannya.

          Beberapa hari yang lalu datang tiga puluh wanita dari sebuah desa di Afghanistan. Rusia tidak menyisakan penduduknya kecuali tiga puluh wanita ini. Yang lainnya, mereka bantai habis. Di sebuah desa Propinsi Logar, kaum komunis Afghan menyembelih empat puluh tiga orang yang terdiri para lelaki jompo, ulama, kaum wanita, dan anak-anak, kemudian jenazah tersebut mereka tuangi minyak tanah dan kemudian mereka bakar pada hari Iedhul Adha atau beberapa hari sebelumnya. Dalam pembantaian itu ada anak laki-laki berusia dua belas tahun bersembunyi di bawah tempat tidur. Orang-orang rusia masuk ke dalam rumah dan menggeledah isi dalamnya. Secara kebetulah mereka mendapati mushaf al qur`an, lantas Mushhaf tersebut dibanting dengan keras sebagai penghinaan atasnya.

          Tiba-tiba anak yang bersembunyi tadi bergerak dari bawah tempat tidur dan keluar ke depan Rusi yang membanting tadi dan memegang erat Mushhaf tersebut diantara kedua tangannya. Lantas dia berkata: “Ini adalah kitab Rabb kami, kitab ini adalah kemuliaan kami dan syi`ar kami.: “Buang kitab itu!” Perintah Syethan tersebut. Maka dia menjawab: “Meski engkau potong-potong diriku, demi Allah aku tidak akan melepaskannya dari tanganku.” Karena penghormatan anak tersebut kepada agama ini, maka si Rusia pun menghormati anak tersebut. Lantas dia sembelih semua yang ada di rumah dan membiarkan anak tersebut tetap hidup.”

          Kita membicarakan orang-orang Afghan, mengenai yang negatif-negatif serta yang jelek-jelek saja. Adapun kemuliaan-kemuliaan mereka dan kelebihan-kelebihannya kita kesampingkan begitu saja. Kita tidak berbicara kecuali tentang perselisihan yang terjadi di Peshawar, kita tidak berbicara kecuali tentang perselisihan si Fulan dengan si Fulan. Si Fulan mengambil sekian, dan si Fulan berdusta dalam hal demikian. Masuklah kalian ke dalam medan pertempuran dan lihatlah apa yang sedang dilakukan mujahidin? Kemudian setelah itu putuskanlah, apakah kalian mampu hidup sebulan saja sebagaimana kehidupan mereka? Sesungguhnya kalian tidak mampu mengerjakan yang demikian itu.

          Betapa banyak rumah tangga yang tidak tersisa didalamnya kecuali seorang anak kecil saja. Ibu-ibu dibunuh, bapak-bapak dibunuh, pemuda-pemudi disembelih dan yang lain hilang di bawah reruntuhan tanah akibat bombardir pesawat tempur musuh. Perkara-perkara ini tidak disebarkan beritanya di dunia Islam, akan tetapi justru perselisihan yang terjadi antara dua atau tiga orang yang hidup di Peshawar lah yang banyak disebarkan. Padahal Mujahidin meninggalkan lembaran-lembaran sejarah yang bersinar. Lembaran yang membuat sejarah umat manusia dengan pengorbanan darah, nyawa dan tulang belulang.

          Saya nasehatkan kepada kalian, sekali lagi saya nasehatkan kepada kalian. Jika kalian ingin turut andil bersaham dengan saha, bagi kita, fardlu ain bagi setiap muslim di muka bumi sekarang ini untuk mengangkat senjata melawan penguasa-penguasa lalim di muka bumi, fardlu ain bagi setiap muslim di muka bumi ini untuk berdiri di sisi orang-orang Afghan. Jika engkau tidak mengangkat senjata di Afghan, maka berperanglah di lain tempat. Tidak ada alasan bagi seseorang, seperti ucapan Abu Thalhah ra : “Allah tidak mau mendengar udzur seseorang.”

Saya nasehatkan kepada kamu sekalian jika ingin berkhidmat untuk jihad Afghan, maka :

Pertama : Janganlah kalian mentransfer perpecahan kalian dan perselisihan kalian di dunia Arab ke bumi Afghan. Cukuplah mereka menghadapi musibah, problema-problema serta perselisihan diantara mereka sendiri. Tanah ini adalah bukan tanah kita, dan kawasan ini bukan kawasan kita. Saya mengira bahwa hati kalian menyukai membantu jihad Afghan, maka hendaklah kita mengangkat tinggi syi`ar ini, dan hendaknya kita semua menyatukan pandangan di atas syi`ar tersebut, yakni “BERKHIDMAT KEPADA JIHAD”. Adapun perselisihan kecil diantara kita, yakni khilaf dalam cabang-cabang fiqh (masalah furu`iyah) atau perselisihan dalam hal cara pengalaman, apakah diambil dari madzhab ini atau dari madzhab itu, maka perkara-perkara ini harus dikesampingkan di medan perang ini.

          Apakah kita menggerakkan ujung jari kita (dalam duduk tahiyyat) atau tidak, mengangkat tangan sesudah takbir ketika hendak ruku` dan sesudah ruku` dan ketika mau sujud atau tidak. Mengeraskan bacaan amin atau tidak. Si Fulan berasal dari tanzhim pimpinan Islam yang baik atau tidak, si Fulan dari negeri Arab sebagai imam atau individu.

          Buanglah ini jauh-jauh dan kesampingkanlah. Sudah cukup penderitaan dan problema yang ada di medan ini, jangan kita tambah dengan keruwetan-keruwetan yang lain. Dan hendaknya kita semua bertemu untuk saling tolong-menolong di atas perkara yang telah sama-sama kita sepakati. Kita sepakat bahwa kedatangan kita kesini untuk membantu jihad, untuk saling tolong-menolong dalam rangka berkhidmat kepada jihad. Maka dari itu, hendaklah kita perlu saling memaklumi terhadap obyek perselisihan. Janganlah kalian saling berbisik-bisik, saling intip-mengintip, saling kerjap mengerjap, janganlah kalian saling berbicara rahasia.

“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaithan, supaya orang-orang beriman itu berduka cita” (QS 58:10)

          Semua orang yang sampai ke tempat ini, lebih dari sembilan persepuluhnya datang dengan niat dan motif yang baik. Datang untuk turut serta dalam jihad. Dan sebagian mereka tidak dapat datang karena terputusnya jalan (tak punya biaya). Masalah dunia terbentang luas di hadapan mereka. Disamping itu, mereka dinegerinya atau di negeri mahjar sekalipun hidup serba kecukupan dan terhormat. Bekerja sebagai pegawai atau belajar di perguruan-perguruan. Mereka tinggalkan itu semua dan datang untuk berkhidmat kepada jihad. Inilah yang menjadi dasar pernilaian saya dan saya tidak peduli dengan kekeliruan mereka sepanjang masih dapat ditoleransi.

          “Tiadalah Rasulullaah SAW mengumpulkan manusia yang rela berkorban demi membela dien ini melainkan dengan mizan kebaikan dan kesalahan. “Tidakkah engkau tau wahai `Umar bahwa dia ikut serta dalam peperangan Badar. Boleh jadi Allah telah melihat (hati) para ahli Badar, lalu Dia berfirman: “Lakukanlah sekehendak kamu, sesungguhnya Aku telah memberikan ampuanbagimu”(HR Shahih Bukhari – cuplikan).

          Ketika diketahui bahwa Ibnu Abu Balta`ah mengirim surat kepada kaum musyrikin Quraisy tentang rencana Nabi SAW menyerang mereka maka `Umar bangkit dari tempat duduknya dan berkata lantang: “Izinkanlah saya ya Rasulullaah, memenggal leher orang ini. Sungguh dia telah nifak,” Sabda beliau: “Tidakkah engkau tahu hai `Umar bahwa dia ikut serta dalam perang Badar?” Sungguh Rasulullaah SAW telah memilih amal terbaik dari sahabat ini sebagai dasar pertimbangan untuk meredam gejolak kemarahan dalam hati `Umar dan para sahabat.

          Para sahabat telah telah menyebar kemana-mana, dan semua orang yang mengikuti tidak berselisih dengan pengikut yang lain. Semua membawa riwayat dari riwayat-riwayat Al Qur`an dan huruf dari huruf-hurufnya (dialek dalam alQur`an), kendati demikian semuanya ikut serta perang Yarmuk, dan dalam penaklukan negeri yang kita injak ini (Afghanistan). Semuanya, para pengikut Hudzaifah, penduduk Syam, pengikut Al Auza`i, penduduk Kufah dan penduduk Bashrah, semuanya dengan qira`at mereka yang berbeda-beda, dengan imam yang berbeda, semuanya satu pasukan di bawah satu qiyadah dan bertemu dalam satu tujuan, yakni berperang untuk meninggikan kalimatullah. Untuk itu marilah kita tinggikan syi`ar. Sesungguhnya kita datang untuk berkhidmat kepada jihad.

          Sementara kita ini, setelah tinggal di Peshawar seminggu atau dua minggu berubah menjadi seorang pengamat politik dan ahli kemasyarakatan, memutuskan hukum begini, mengeluarkan fatwa begitu, menjatuhkan si anu, memperingatkan orang dari perbuatan si anu, namun sampai sekarang, belum satupun peluru yang dia bidikkan di jalan Allah `Azza wa Jalla. Dan dia tidak tahu bahwa orang yang dia lihat didepannya itu telah menapak di atas jalan yang penuh kepedihan, darah, dan air mata selama belasan tahun.

          Marilah kita beretmu di dalam syi`ar “Kami ingin berkhidmat kepada Jihad.”, dan marilah kita bertemu dalam syi`ar lain “Meninggalkan perselisihan”, tolong-menolong dalam masalah pokok dan meninggalkan perselisihan dalam masalah furu`iyah. Kita semua datang untuk berkhidmat kepada dien ini dan keluar dari negerinya berhijrah kepada Allah `Azza wa Jallah.
“Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan RasulNya, kemudian kematian menimpanya, maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah.”

          Hatta seandainya kamu tidak mati dalam peperangan, asal kamu keluar berhijrah di jalan Allah, dan kamu mati di Peshawar, maka pahalamu telah tetap di sisi Allah. Maka dari itu janganlah kamu hapus pahala yang engkau dapat dengan memakan daging manusia, karena daging manusia itu beracun menurut kata-kata Ibnu `Asakir. Untuk itu jangan sampai engkau bertemu Allah, sedangkan lisanmu menetaskan darah dari darah manusia yang engkau hisap. Jangan sampai engkau bertemu Allah, sementara daging saudara-saudaramu berada di antara kedua gigimu. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam suatu riwayat, ada disebutkan dalam atsar. “Demi Allah, sesungguhnya aku melihat dagingnya berada di antara kedua gigi depan kalian berdua.” Yakni ketika dua orang sahabat mengatakan sesungguhnya hamba in celaan, lalu beliau bersabda: “Sungguh kalian berdua telah makan daging sahabat kalian. Dan sesungguhnya aku, demi Allah, melihat dagingnya berada di antara kedua gigi depan kalian.”

Kedua: Kita bertemu untuk berkhidmat kepada jihad. Dan masing-masing bekerja dibidangnya sendiri-sendiri. Masing-masing dimudahkan untuk beramal sesuai dengan apa yang telah ditentukan baginya. Sebagaimana kalian semua tidak membuat penilaian atas penguasa di negeri kalian (dan tidaklah penguasa di negeri kalian itu lebih baik dari para pemimpin jihad), maka yang demikian itu tidak selayaknya kita menilai pemimpin jihad tersebut dengan pengamatan dan wawasan politik kita.

Ketiga: Kita bermaksud memperhitungkan kebaikan kaum dan meninggalkan hal-hal yang buruk. Kita bermaksud mengambil hal-hal positif yang membangkitkan harapan dalam hati. Dan betapa banyaknya hal-hal yang positip itu, dan betapa sedikitnya hal-hal yang negatif itu. Maka janganlah kalian sibuk menghitung-hitung aib kaum muslimin.

“Wahai segenap orang yang hanya beriman di bibir, sedangkan iman belum merasuk ke dalam hatinya. Janganlah kamu sekalian menggunjing kaum muslimin dan jangan pula mencari-cari aurat saudaranya muslim. Karena sesungguhnya barangsiapa mencari-cari aurat saudaranya muslim, maka Dia akan menelanjangi auratnya itu meski di dalam rumahnya sendiri.” (Shahih Al Jami` Ash Shaghir 7984)

          Jangan sampai kaliam berbuat sesuatu yang menjadikan Allah mempunyai alasan yang nyata untuk mencari-cari aurat kalian dan membuka aib kalian serta menelanjangi dan membuat malu kalian meskipun di dalam rumah kalian sendiri.

          Tiga point, yang kita bertemu, bersepakat dan tolong-menolong atasnya: Pertama, kita lupakan perpecahan dan perselisihan kita di dunia Arab, dan kita campakkan perpecahan dan perselisihan itu di bumi Afghan ini. Kedua, kita datang untuk salilng tolong-menolong dalam jihad dan saling memaafkan terhadap apa yang menjadi perselisihan kita. Ketiga, menyebarkan hal-hal yang positif dan yang baik serta berdiam diri dari aib dan hal-hal yang buruk. Dan jangan memalingkan manusia dari jalan Allah. Sesungguhnya kebanyakan manusia benar-benar hendak menyesatkan orang lain dengan nafsu mereka.
“Dan sesungguhnya ada ucapan yang keluar dari mulut seseorang tanpa disadarinya, bahwa karena ucapannya itu ia terperosok ke dalam neraka jahanam.” (HR Bukhari)

          Berapa banyak pemuda yang datang ke sini dengan penuh semangat untuk berjihad, kemudian kalian palingkan dia dari jalan Allah dengan ucapan kalian? Berapa banyak pemuda yang sampai di bumi Afghan, kemudian mereka kembali ke negerinya dengan rasa sesal lantaran banyaknya apa yang kalian tanamkan dalam hati mereka berupa keburukan-keburukan yang telah kalian hafal, kalian kumpulkan, dan tak sedikitpun darinya yang kau lupakan! kamu sekalian menyangka dengan perbuatan itu telah berbuat kebaikan memalingkan manusia dari jalan Allah dan menyesatkan mereka. Sibukkanlah diri kalian dengan sesuatu yang bermanfaat bagi kalian.

“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada suatu kaum, maka Dia ilhamkan kepada mereka untuk beramal.”
“Dan tiada tersesat suatu kaum yang telah mendapatkan petunjuk kecuali sesudah mereka saling debat mendebat” (Shahih Al Jami` Ash Shaghir 5633)

Saya cukupkan sekian dulu, saya mohon kepada Allah semoga mengampuniku dan mengampunimu. Wahai hamba-hamba Allah, beristigfarlah kamu sekalian kepada Allah.

Sumber:  http://www.arrahmah.com/read/2012/01/17/17463-syaikh-abdullah-azzam-rahimahullah-dakwah-dan-pengorbanan.html (dengan pengubahan seperlunya)

0 komentar:

Posting Komentar

Sampaikan aspirasi anda demi kemajuan dakwah kami..

 

About Us

بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم | Believe in Allah SWT | Official blog of Rohis SMA N 55 | Forum Ikatan Rohis 55

Jl. Minyak Raya, Duren Tiga, Jakarta Selatan

Email: rohissma55@gmail.com
CP: 085714149239 - 087877348466